Tampilkan postingan dengan label kampus fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kampus fiksi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Maret 2016

[Short Story] Minggat



            Sudah tak terhitung berapa kali, Sri merasa jengah dan ingin kabur dari rumah. Kalau saja itu bukan permintaan terakhir almarhum bapaknya, ia takkan pernah mau tinggal bersama kakak sulung yang memperlakukannya bak pembantu rendahan. Berteman dengan pagi buta, ia harus memulai harinya dengan setumpuk pekerjaan mulai dari memasak sampai cuci-mencuci. Setelah semuanya selesai, barulah ia bisa berangkat sekolah yang letaknya di seberang desa dengan mengendarai sepeda bututnya sejauh delapan kilometer. Sepulang sekolah pun, pekerjaan selanjutnya sudah menunggu. Hidup Sri, adalah tentang bekerja, bekerja, dan bekerja.

            “Kok kepenaken uripmu, Sri?! Lek kowe pengen numpang neng kene yo kudu gelem nyambut gawe!” [1] demikian kakaknya selalu memaki dirinya. Entah kenapa, kakaknya tak pernah setuju jika sang bapak menitipkan Sri padanya.

Minggu, 07 Februari 2016

[Short Story] Ikhlas?




         Jo hanyalah gadis biasa, bukan siapa-siapa dari seorang bintang sekelas Adrian Schiele. Namun semua rekannya harus mengakui bahwa pada kenyataannya, Jo selalu menang lebih banyak dibandingkan kekasih pria itu sendiri. Cathrine, namanya, yang juga disibukkan dengan karirnya yang sedang melejit. Temu rindu, Adrian dan Cathrine hanya bisa saling berinteraksi di depan publik dengan curi-curi pandang yang sarat kode karena khawatir hubungan mereka tercium paparazzi dan menyebabkan huru-hara di tengah fans serta netizen.

Sedangkan Jo?

Jo bisa menemui Adrian hampir setiap hari. Mereka bisa mengobrol panjang lebar tentang tren fashion-style terbaru sampai topik remeh tentang motif dasi mana yang lebih cocok untuk dikenakan pria itu saat awarding night. Kadang meskipun jadwalnya sangat padat dan membuatnya bekerja sampai malam, Adrian akan menyempatkan diri membeli caramel macchiato kesukaan Jo.